Selamat Datang di Dunia Dudulzz Kazekage

Jumat, 28 Agustus 2009

Misteri Segitiga Bermuda




Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), terkadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.



Segitiga bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa




Sebenarnya wilayah Segitiga Bermuda ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab atas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang sudah melebihi dari bentuk bsegitiga itu. Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, di sana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico; dari San Juan ke pulau Bermuda; dan kembali ke Miami di daerah Florida, Amerika.
Meskipun sebenarnya
misteri Segitiga Bermuda ini “milik” orang Amerika, tak apalah kita turut memperbincangkannya. Sebenarnya tempat semacam ini ada pula di tempat lain, juga di Amerika, yaitu di sebuah danau yang bernama Ontario, bahkan lebih “mengerikan” dari Segitiga Bermuda.



Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejalan ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.




Sejarah Awal



Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.



Berbagai peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’ , setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut.




Peristiwa-peristiwa terkenal



Tak cukup bila saya menguraikan seluruh peristiwa, dan itu juga tak menjurus pada masalah penyelesaian. Tetapi mengenai peristiwa bentuk gaib di Segitiga bermuda ini dapat dikemukakan dan mungkin teori-teori yang banyak mengenai Segitiga Bermuda. Mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfir yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri "Lubang di Langit" ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. Lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.



Ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of the Ocean atau “Lidah Lautan”. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon) Bahama. Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda, sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya. Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann, Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917. Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban itu? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi di dasar lautan? Tak ada orang yang tahu.



Konon di sekitar kepulauan Bahama terdapat blue hole, yaitu semacam gua lautan. Dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini terendam. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah: Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?
Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso itu banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut itu. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam. Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.
Keanehan lain di dekat pulau Puerto Rico, tampak suatu pancaran air raksasa yang membentuk cendawan atau kembang kol. Laut di tempat itu mempunyai kedalaman sampai 10 km. Kejadian ini sempat dilihat oleh awak pesawat Boeing 707 pada tanggal 11 April 1963. Menurut mereka cendawan air itu mempunyai garis tengah selebar 900-1800 meter dengan ketinggian separuhnya. Mungkin itu hanya percobaan nuklir dari negara Amerika atau lainnya? Tapi pihak Amerika tidak membenarkannnya, sebab tak mungkin mencoba bom di jalur penerbangan. Mungkin ledakan itu berasal dari kapal selam nuklir Thresher yang hilang sehari sebelumnya, tapi lokasi hilangnya kapal selam itu ribuan km dari sana.



Ada sebuah tempat di perairan Boca Raton, yang di sana terdapat sebuah pipa bergaris tengah 20 cm. Jelas bukan milik Amerika (untuk lebih lanjut: Orang Bumi). Peristiwa ini dilihat oleh suami istri Lloyd Wingfields. Mereka melihat sebuah tiang asap disana, dan ketika didekati oleh mereka, tampak sebuah pipa yang muncul dari dasar laut yang merupakan sumber keluarnya asap itu. Asap itu sendiri tak mengeluarkan bau dan berwarna kekuning-kuningan. Mungkinkah pipa itu tertancap dari sumber api di dasar laut? Pangkalan UFO di dasar lautkah yang menyebabkannya? Lagipula kedalaman laut itu cukup dalam, sehingga mereka tak berani menyelam untuk melihat lebih lanjut, juga mereka melihat (sesudahnya) sebuah helikopter yang mengalami kerusakan mesin dan berusaha mendarat darurat di laut.



Ulasan lain, di daerah Kutub Selatan ada sebuah lubang besar yang menghubungkan dunia luar dengan dunia lain. Pernah ada orang bernama Admiral Bryd, melihat dari kapal terbang ke Barat di kutub selatan sebelah darat menghijau dengan danau yang tak membeku dan binatang liar mirip bison dan melihat seperti manusia-manusia purba. Sebagai ilmuwan Bryd melaporkan peristiwa yang disaksikannya itu, tapi tak ada yang mempercayainya.




Pesawat pada penerbangan TBF Grumman Avenger, mirip dengan penerbangan 19
Salah satu kisah yang terkenal dan bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius mengenai hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda adalah
Penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.



Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk mengahadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh, dianggap tidak masuk akal.



Karena pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang lama, maka penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut masih mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah.
Setelah itu, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak hanya pesawat Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap. Karena kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap "penyebab dan alasannya tidak diketahui".



Dan juga ditemukan adanya kaitan segitiga bermuda dengan atlantis yang ditemukan adanya penemuan kota-kota kuno dan berbagai bangunan di segitiga bermuda tersebut". Atlantis yang diduga tenggelam dalam waktu satu hari satu malam diduga kuat tenggelam di segitiga bermuda dan beberapa kawasan lainnya yang mirip dengan kejadian yang ada pada segitiga bermuda tersebut salah satunya yaitu di Indonesia, Malaysia, India, dan lainnya".




Kronologi dari beberapa peristiwa terkenal


1840: HMS Rosalie1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
1909: The Spray
1917: SS Timandra
1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
1945: Penerbangan 19 menghilang
1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.



Sebenarnya wilayah Segitiga Bermuda ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab atas-batas dari petunjuk kapal-kapal

The Amityville Berdasarkan Kisah Nyata hihihihi....


The Amityville Horror - A True Story adalah sebuah buku yang ditulis oleh Jay Anson, yang diterbitkan pada bulan September 1977. Buku ini juga menjadi dasar satu rangkaian film yang dibuat antara 1979 hingga 2005. Cerita tersebut berdasarkan kisah nyata, tetapi telah menyulut perkara dan kontroversi dari kisah yang sebenarnya.


Pada Desember 1975, George dan Kathleen serta anak-anak mereka pindah ke sebuah rumah di 112 Ocean Avenue, sebuah rumah besar bergaya kolonial Belanda di Amityville, sebuah lingkungan di pinggiran kota di selatan Long Island, New York. Tigabelas bulan sebelum keluarga Lutz pindah, Ronald DeFeo, Jr., pemilik sebelumnya, telah menembak mati enam anggota keluarganya di rumah itu. Setelah 28 hari keluarga Lutz tinggal dirumah itu, mereka mulai merasakan hal-hal aneh dengan rumah tersebut.


Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.


Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).


Bapa Ralph J. Pecoraro mendeskripsikanpengalamannya di 112 Ocean Avenue


Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 disaat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan"Keluar!" - "Get out!". Disaat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang dimana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.


Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.


Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:
George selalu terbangun sekitar pukul 03:15 setiap paginya, dan kemudian keluar ke rumah tempat penyimpanan kapal. Waktu tersebut diperkirakan adalah waktu dimana DeFeo membunuh anggota keluarganya.
Rumah mereka selalu diganggu oleh segerombolan lalat di setiap musim dingin.
Kathy mendapat mimpi buruk tentang pembunuhan dan saat dimana ia melakukan persetujuan pembelian rumah tersebut. Anak-anak mereka juga mulai tertidur dengan terlungkup, posisi yang sama saat mayat DeFeo ditemukan.
Kathy merasakan seolah-olah "sedang dipeluk" dengan penuh kasih oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat.
Kathy menemukan sebuah ruang kecil yang tersembunyi (sekitar empat kaki) di belakang basement. Dindingnya bercat merah dan ruangan itu tidak tampak didalam denah rumah. Ruangan itu kemudian dikenal dengan nama "The Red Room". Ruangan ini memiliki pengaruh terhadap anjing mereka Harry, yang selalu menolak untuk mendekat dan selalu berjongkok seolah-olah merasakan sesuatu yang negatif.
Ada udara dingin, bau parfum dan kotoran didalam rumah, dimana tidak terdapat saluran udara atau jalur bagi sumber tersebut.
Putri mereka yang berumur lima tahun, Missy, mengisahkan teman imajinasinya yang bernama "Jodie" yang memiliki mata yang sangat merah.
George selalu dibangunkan oleh bunyi bantingan pintu depan. Ia akan segera ke lantai bawah dan menemukan anjing mereka tertidur dengan suara keras di depan pintu. Tidak ada orang lain yang mendengar suara itu kecuali dia.
George mendengar apa yang diuraikan sebagai "Marching band Jerman" atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
George disadari bahwa ia memiliki kemiripan kuat dengan
Ronald DeFeo, Jr., dan mulai bermabukan di The Witches' Brew, bar dimana DeFeo adalah salah seorang pelanggannya.
Ketika mengecek tempat penyimpanan kapal pada suatu malam, George melihat sepasang mata merah yang sedang memperhatikan dia dari jendela kamar tidur Missy. Ketika ia pergi keatas untuk melihatnya, ia tidak menemukan apa-apa. Kemudian disimpulkan bahwa itu adalah "Jodie".
Ketika ditempat tidur, Kathy mendapatkan bekas merah didadanya disebabkan oleh suatu kekuatan tak terlihat, dan ia diangkat sekitar dua kaki dari tempat tidurnya.
Kunci, jendela, dan pintu rumah dirusakkan oleh suatu kekuatan yang tak terlihat.
Terdapat belahan kuku binatang yang besar di salju yang kemudian dihubungkan dengan seekor
babi besar pada 1 Januari 1976.
Dari dinding aula dan lubang kunci dari pintu kamar bermain yang ada di loteng keluar lumpur yang berwarna hijau.
Sebuah salib 12 inchi yang digantung Kathy di kamar kecil ditemukan terpasang terbalik dan menyemburkan bau.
George tersandung oleh sebuah
keramik singa Tiongkok yang memiliki tinggi sekitar empat kaki, yang kemudian meninggalkan bekas gigitan pada salah satu mata kakinya.George melihat Kathy berubah menjadi seorang wanita tua yang berumur sekitar 90-an, "dengan rambut acak-acakan, muka dengan kerutan dan berbentuk buruk, dan air liur yang menetes dari mulutnya yang ompong".


George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus merekaSetelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: "Will you stop!".


Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, "too frightening".


Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang di belakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal didalam rumah itu.


Buku ini ditulis setelah Tam Mossman, seorang editor di penerbit Prentice Hall yang mengenalkan George dan Kathy Lutz kepada Jay Anson. Mereka tidak bekerja secara langsung dengan Anson, namun disampaikan melalui rekaman tape yang berdurasi sekitar 45 jam, yang kemudian menjadi dasar bagi penulisan buku ini. Diperkirakan penjualan buku ini mencapai sepuluh juta kopi dari beberapa edisi. Anson dikatakan mengambil dasar judul bukunya "The Amityville Horror" dari "The Dunwich Horror" karangan H.P. Lovecraft yang diterbitkan pada tahun 1929.


Sebagian besar kontroversi yang melingkupi "The Amityville Horror" dapat ditelusur balik dengan cara melihat penjualan buku ini dari tahun ke tahun. Cover dari buku ini menunjukkan bahwa ditulis berdasarkan kisah nyata, berdasarkan pada peristiwa variabel. Sebuah komentar dari Los Angeles Times diperlihatkan di depan cover: "A FASCINATING, FRIGHTENING BOOK... THE SCARIEST TRUE STORY I HAVE READ IN YEARS", dan dibawahnya dituliskan:"MORE HIDEOUSLY FRIGHTENING THAN THE EXORCIST BECAUSE IT ACTUALLY HAPPENED!" Tulisan ini menjelaskan bahwa buku ini lebih mengerikan daripada film The Exorcist karena berdasarkan kisah nyata. The Exorcist adalah sebuah film laris di tahun 1973 yang menceritakan kebiasaan lama di tahun 1970-an, yakni pengusiran setan atau roh jahat. Banyak peristiwa dari buku ini yang mirip dengan model cerita film The Exorcist, hal inilah yang menyebabkan munculnya kecurigaan. Joy Anson menjelaskan bahwa "Ada banyak bukti sederhana yang menguatkan, yang mendukung pernyataan keluarga Lutz atas peristiwa ini", namun sebagian orang masih tidak percaya. Tidak lama setelah peluncuran buku pada September 1977, para penulis dan peneliti lain mulai mempelajari peristiwa di 112 Ocean Avenue, dan kesimpulan yang mereka dapatkan sering berselisih dengan yang ada didalam buku Jay Anson. Perdebatan mengenai "The Amityville Horror" masih terus berlanjut, dan disamping ketiadaan bukti dari sebagian besar cerita, namun ia masih merupakan salah satu cerita horor paling populer di Amerika. Sejak keluarga Lutz membiarkan rumah tersebut pada 1976, para pemilik selanjutnya melaporkan bahwa tidak ada masalah dengan mereka, tidak ada kesulitan selama mereka tinggal disana.


Rumah tersebut masih tersisa hingga kini, tetapi telah diperbaharui dan alamatnya diubah dengan maksud untuk mengelabui wisatawan. Jendela perempat yang terkenal juga telah dihilangkan, dan rumah tersebut menjadi sangat berbeda dari gambaran yang ada dalam filmnya. Rumah di Tom's River yang dijadikan sebagai lokasi pembuatan film yang pertama juga telah dimodifikasi untuk alasan yang sama. Untuk versi film 1979 dan 2005, rumah tersebut diubah nomorya menjadi 412 Ocean Avenue. Dalam versi film 2005, disebutkan bahwa basement rumah keluarga Lutz itu dibangun tahun 1692, tetapi sesungguhnya rumah di 112 Ocean Avenue - yang juga dikenal dengan nama "Known Hopes" - dibangun sekitar tahun 1924 oleh Yohanes dan Catherine Moynahan.


Otoritas dan penduduk lokal di Amityville tidak begitu senang dengan perhatian orang terhadap "The Amityville Horror", dan mereka cenderung tidak setuju untuk mendiskusikannya kepada publik. [16] Situs Sejarah Masyarakat Amityville -Amityville Historical Society - juga tidak mancantumkan perihal pembunuhan yang dilakukan oleh Ronald DeFeo, Jr. ditahun 1974, ataupun peristiwa yang terjadi dengan keluarga Lutz saat tinggal dirumah 112 Ocean Avenue. Ketika History Channel akan membuat dokumenter seputar "The Amityville Horror" ditahun 2000, tidak ada masyarakat yang mau menceritakannya di depan kamera.

Kamis, 27 Agustus 2009

Cara Mengatasi Stress Tingkat Dasar (ala kazekage)


Stress itu sudah jadi hal umum dan tidak aneh dalam kehidupan kita sehari-hari. Maklum secara kebutuhan ekonomi makin meningkat dan kadang tidak diiringi dengan pemasukan yang seimbang. Atau mungkin beban pikiran yang ada terasa terlalu berat mungkin di sekolah, di kantor, di rumah, di mana aja deh. Hahaha... Banyak faktor lah yang bikin orang bisa ngalami stress. Kalo aku sih stress ato ga mungkin ga keliatan. Ga tau juga sih. Cuma temen-temen jarang ada yang sadar kalo aku ini lagi stress. Aku punya tips buat yang baca nih. Mudah-mudahan tidak menjerumuskan Anda hehehe...



  1. Tetep senyum diikhlas-ikhlasin.

  2. Santai aja dalam mikirin masalahnya. Kembali aja sama Tuhan, kan kata pak Ustad cobaan tidak mungkin melebihi kemampuan kita.

  3. Banyakin tarik nafas kalo sudah mendidih hehe sambil tetep senyum (penting tuh)

  4. Sering-seringlah ketawa terbahak-bahak, dijamin stress bakal ilang cuma awas jangan sampe kebablasan ntar dikira orang stress beneran

yah..sementara untuk tingkat dasar segitu dulu. Hahahaha...selamat mencoba ya.

Fatamorgana atau Bukan?


Cerita lalu biarlah terkenang dengan meninggalkan kesan abadi untuk persahabatan. Cerita
baru sedang ingin kujelang. Antara khayal dan nyata. Antara benar dan salah. Tiba-tiba
perasaan yang selama beberapa hari sirna, muncul lagi.


Aku merasa ada sedikit harapan yang menerpa hariku ini. Tapi aku sendiri tidak yakin. Apakah
ini benar perasaanku atau hanya biasan fana yang menjelma menjadi fatamorgana. Detik demi
detik berlalu, aku merasa seolah dia bagai oasis dalam gurun kehampaan. Hati yang beku dan
tak terjamah bagai luluh.


Aku sudah begitu lelah berjalan meniti kesendirian ini. Aku ingin menyatu dalam keagungan
dunia yang begitu menyilaukan mata hati. Angan dan impian jelas terukir di lubuk jiwaku.
Tapi apakah ini benar adanya? Atau hanya mimpi yang terus berulang? Aku tidak mau terjatuh
lagi. Selalu kunanti senyum tulus abadi itu.


Yang kuharap ini bukan fatamorgana. Yang kuharap oasis itu tengah hadir menyambutku. Yang
kuharap bisa menyatukan dua dunia berbeda. Yang kuharap bisa memeluk resah dan rindunya.
Yang kuharap bisa menghempaskan sepiku di nafasnya.

Jumat, 21 Agustus 2009

Ketika Aku Belajar Berpaling


Tiba saat aku membuka hati

Mencoba enyahkanmu dari benakku

Walaupun berat aku melangkah

Tetap aku lakukan


Sesaat aku merasa bagai permaisuri

Yang dipuji dan diagungkan

Aku bagai melayang terbuai mimpi
Ternyata aku bisa lenyapkanmu


Aku merasa terbebas dari rasa gundah

Bahagia seolah menyelimutiku

Kedamaian seolah menyertaiku


Tak terasa aku telah terhipnotis

Aku telah terperdaya

Aku terlena

Aku terpesona


Dia yang kupikir bisa menggantikanmu

Ternyata tak ubahnya kau

Yang hanya bermain dengan hatiku


Ketika aku belajar berpaling

Kau hadir kembaliSelalu begitu

Kenapa?
Apa kamu punya bola kristal?

Yang sanggup membaca benakku?

Aku hanya budak tak beralasan

Kau Datang dan Pergi

Dear my lovely imaginary,

Aku sudah pernah bilang padamu. Beri aku satu ungkapan. Tapi kamu tak kunjung memberi,
justru membuatku semakin terpuruk saat aku berusaha menggenggam hatimu. Bagaimana aku harus melupakanmu, jika tiap aku berusaha menenggelamkanmu, kau malah berusaha naik. Aku lelah sekali. Menunggu sesuatu yang bisa membunuhku jika aku terus berdiri di tengah-tengah duri.

Saat ini, ada hati lain yang coba merenggutku. Aku bingung. Disisi lain aku masih begitu
mengharapkanmu. Terlebih saat kita bercanda. Ada getaran hati yang tak mampu kuungkapkan.
Perasaanku ini begitu kuat terhadapmu. Tapi kalau begini adanya, aku harus bagaimana.
Aku ingin mengacuhkan dia, tapi aku juga ingin melupakanmu. Tapi keinginanku seolah tak
terbendung. Entahlah.... mungkin aku harus melempar koin untuk membuat satu pilihan.

Maafkan aku jika nantinya aku harus mengacuhkan kenangan yang kita miliki. Maafkan aku yang terlalu memikirkanmu. Maafkan aku yang selalu mengkhawatirkanmu. Maafkan aku yang selalu bertanya kepadamu. Aku hanya lukisan lama yang tak lama lagi terhapus dari dunia ini. Sama seperti ketika kau datang dan pergi begitu saja.

Rabu, 19 Agustus 2009

DJIAMSIE No. 28

Iseng-iseng aku buka ramalan online....bukan bermaksud musyrik tapi cuma penasaran aja hehehe. Tapi aku ga ngerti maksudnya. xixixixi


Poros kereta dapat menahan 28 tempat duduk.Dalam fikiran tidak dirasakan kepuasan hati.Tak sepatah katapun yang cocok.Kemudian hanya menggerutu sendiri.

Artinya :Perkara didunia selamanya samar-samar.Hukum alam yang akan menerangkan hal itu.Harap tuan berlaku agak tenang tetapi itu semuanya terserah kepada kesabaran hati.Digunung yang tinggi air sungai mengalir, matahari bersinar pada kedua tangannya.Apabila orang berada ditengah-tengahnya segala perkara mudah diselesaikan.

Maksud tegasnya :Orang sakit selamat.Perkara pengadilan tidak baik.Perjalanan sampai ditempatnya.Peruntungan (Uang) ada.Wanita hamil akan melahirkan anak laki-laki.

Gambarnya ;Dalam lingkungan Bintang TIN-ENG.Gambar ini memperlihatkan seorang yang merasa kurang puas pada kuda yang telah bekerja berat. Seorang lagi merasa lebih senang lagi duduk diatas batu dengan disampingnya secawan arak. Memberi kesan bahwa bagaimanapun kita bekerja, pekerjaan itu tidak dihargai, karena belum diketemukan orang yang mengerti dan dapat menghargai pekerjaan kita, segala-galanya akan berhasil.

Minggu, 16 Agustus 2009

GA NYADAR ADA ARTIS HAHAHAHAHA....!!!!!

Masih berkisar di hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2009. Band ku maen di urutan ke empat setelah dancer. Urutan setelah bandku,
pastinya artis bintang tamu. Setelah kita selesai main, kita langsung cengar-cengir karena merasa gagal. Di tengah-tengah
itu, aku ga sengaja ngliat rombongan yang ada di belakangku. Ada band penutup yang juga nongkrong di belakang panggung. Ada
juga rombongan band yang terdiri dari tiga orang cewe dan beberapa orang cowo. Dandanan mereka mantab banget. Udah kayak
artis gitu. Lalu aku bilang sama temen-temen.

"Eh...liat deh orang yang ada di belakangku, dandanannya keren ya udah kayak artis.", ucapku sambil cengengesan.
"Iya tuh...keren banget.", sahut Eko sang bassis.
"Kayaknya aku pernah liat mereka deh.", celetuk Indra sang gitaris yang kebetulan juga adikku yang dudulzz.

Lalu aku panggil Tika si vokalis.

"Eh Tik, coba tuh liat mbaknya. Keren ya. Kamu sekali-kali dandan gitu Tik. Kan keren hehehehe.", celetukku iseng.
"Hehehehe...iya ya keren banget. Udah kayak artis beneran.", jawab Tika.
"Itu kayaknya Flow deh... Liat aja itu wajah mbaknya yang itu kayak drummernya FLOW.", ujar Indra sambil sedikit menunjuk ke
arah seorang cewe keren.
"Ah masa sih? Kayaknya bukan deh.", sahutku ga percaya.
"Iya bukan tuh..", sahut Eko.
"Ih...pada ga percaya itu FLOW kalee...", ucap Indra dengan wajah agak maksa gitu.
"Ah..ga penting, kita turun aja lah.", ajakku kepada temen-temen.

Akhirnya kami turun dari backstage alias belakang panggung. Sambil ngobrol, tanpa sengaja mata kami tertuju pada layar sorot
LCD. Kami sedikit kaget karena di layar tersebut muncul tulisan "FLOW".

"Heyy...!!! Coba liat tuh ada tulisannya FLOW.", ucap Indra.
"wooo...iya...waduh ternyata...", sahutku.

Ternyata, yang tadi berdiri di belakangku itu artis bo!!!! Sialan, ga keliatan kalo artis sih. Cuma dandanannya keren banget.

Habisnya aku pikir, biasanya artis itu kan identik dengan kru yang bejibun, sama bodyguard gitu. Wah, siapa yang sangka coba
kalo itu artis..hikzz. Tau gitu, aku foto-foto bareng. Lumayan buat nyaingin temenku, Sigit yang pernah foto sama Pongky
Jikustik dan Aryo Wahab. Hahahaha...sayang sekali ya. Emang belom rejeki kali.

First Solemn Pop....Oh No!!!!!


Tanggal 15 Agustus 2009, hari sabtu jam setengah sembilan malam. Malam minggu kelabu, udah jomblo apes lagi hikzzz.... Tersebutlah sebuah acara yang diadakan di panggung terheboh di Semarang. Yah, biasalah acara band. Biasanya band ku yang beraliran Progressive Rock, yang biasanya main lagu sendiri sama lagu gothic, mendadak dihadapkan pada kondisi dimana kami harus memainkan lagu pop abieeezzz... Uwh, sebenarnya aku males banget pas dikasih tawaran itu. Tapi mau gimana lagi, toh apa salahnya dicoba.


Berawal di hari jumat malam, satu hari sebelum acara itu berlangsung. Band ku baru aja selesai latihan, dan baru ngitung duit arisan (urunan) buat bayar sewa studio. Tiba-tiba hp ku bercicit.


"Halo...", sapaku.

"Halo..indri?", tanya si penelpon gelap.

"Iya...siapa neh?", tanyaku sambil berpikir jangan-jangan pelaku bom.

"Ini aku, yang urus band kemarin.", jelasnya.

"Owalahh...hahaha..sori mas nomernya ga kesimpen. Hapenya dipinjem adikku.", aku ngeles padahal emang lupa nyimpen hehehe.

"Gimana mas? Ada apa?", tanyaku.

"Gini, besok band kamu maen di panggung utama gimana? Ini kesempatan terakhir lho soalnya panggungnya mau tutup.", ujar mas penelpon.

"Emm...oke deh, lagunya terserah aku kan?", tanyaku.


Tiba-tiba mas Kokod selaku drummer menyela, kalau dia sabtu ada acara ke luar kota, jadi ga bisa ikut.


"Waduh...mbok jangan besok mas. Drummerku ke luar kota tuh.", ujarku.

"Lha gimana? Ini kan kesempatan terakhir.", sahutnya dengan nada agak meninggi.

"Emm....", sejenak aku berpikir.


Akhirnya terlintas pake additional drummer ku.


"Oke deh...bisa bisa..", jawabku.

"Lagunya harus pop lho...jangan yang laen.", jelas mas nya.

"Kalo rock gimana?", tanyaku.

"Emm...yang pop aja lah. Bintang tamunya Flow lho. Jangan yang rock.", jelasnya lagi.


Aku langsung berpikir, gawat tuh kalo pop abiss.


"Yaudah deh..", jawabku sambil agak mikir.

"Kamu maen 15 lagu ya.", suruh mas nya.

"Waaaa....vokalisku bisa jungkir balik dong nyanyi lagu segitu banyak.", pembelaanku hehehe, padahal mikir juga kalo harus nyiapin lagu pop segitu banyak.

"Yaudah bisanya berapa?", tanya mas nya.

"Hehehehe...7 lagu aja ya.", jawabku.

"8 lagu deh.", tawar mas nya.

"Yaudah deh, 8 lagu.", sahutku.


Akhirnya diputuskan sudah maen 8 lagu pop. Oh tidaaaaakkk!!!!!!! Masalahnya sekarang, aku harus cari drummer laen untuk sementara. Aku hubungi official additional drummerku (yang resmi maksudnya), ga berani orangnya. Terus vokalisku, menghubungi temennya, juga katanya ga bisa. Waduh... aku seketika mikir, gimana neh. Apa batal aja ya.


Terus aku teringat sama salah seorang temenku yang ngebet banget penge nge-drum kayaknya. Hehehehe. Namanya Elly, temen SMA ku yang baru-baru aja jadi agak akrab gara-gara ketemu di facebook. Kalo kata vokalisku, Tika, dia anaknya manis. Wah, jangan ke-GR-an ya Elly. Xixixixixixi. Aku menghubungi dia, katanya bisa. Padahal aku sodorkan lagu yang segitu banyak, dalam waktu singkat dia bilang sanggup. Wah, hebat sekali dia.


Tiba hari sabtu pagi. Aku ngantuk berat, karena malamnya ga bisa tidur enak. Bingung, temenku bisa beneran ga ya. Setelah diberi materi lagu, akhirnya jam satu siang, kami latihan selama tiga jam. Huh..bener-bener lama. Sampe kaki pegel-pegel. Apalagi lagu yang dimainkan itu lagu-lagu yang sebagian besar lagu pop. Padahal bandku itu ga biasa maen lagu pop gitu. Walopun masing-masing dari kami itu jebolan band top40, tapi jiwa kami tetep Gothic gitu loh. Hehehehe. Sungguh latihan yang menyiksa, berat, dan dipaksakan. Hasilnya ga tau deh. Pas latihan selesai aja, kita-kita masih nggantung mainnya. Kalo yang lagu udah pernah dimainin sih, oke-oke aja. Tapi Elly hebat banget. Dalam waktu segitu singkat dia bisa ngikuti lagunya.


Walopun mainnya sambil cengengesan. Wah bisa kayak band RSJ neh kalo semua personilnya cengengesan. Namanya ganti The Sicks (orang-orang sakit) aja kali ya. Hahahaha.
Udah waktunya bandku tampil di panggung. Berangkatnya aja penuh perjuangan. Biasa lah, telat itu udah jadi satu hal yang ga aneh lagi. Maklum Semarang sekarang udah kayak kota metropolitan. Macetnya bukan main.


Singkat cerita, bet bet bet bugh bugh bugh... Dug dug dug. Bandku maen. Diawali lagu Mulan Jameela yang berjudul Aku Cinta Kau dan Dia. Yah lancar sih walopun drummernya dikasih warning sama operatornya kalo beatnya itu kurang mantep. Hehehehe. Yang sabar ya bos. Dilanjutkan dengan lagu Kekasih Tak Dianggap versi Pinkan Mambo. Wah ancur bener pas ini. Udah player kurang menguasai materi, vokalisnya juga lupa-lupa ingat gitu. Kayak Kuburan aja. Hehehe. Gapapa maklum lah. Dadakan kok. Terus dilanjutkan dengan lagu Bring Me To Life punya Evanescence. Wah, kalo maen lagu yang satu ini, kita-kita udah "nglotok" alias benar-benar menguasai. Bisa lumayan mengguncang penonton sih. Walopun yang teriak-teriak itu-itu aja. Terus ganti lagu lagi, Dengarkan Curhatku dari Vierra. Langsung "njebret" dari rock ke pop abis. Bla-bla-bla. Akhirnya setelah 6 lagu, selesai sudah pertunjukkan dari kami.


Alhasil, kita merasa ga puas sama permainan kita sendiri. Sama sekali ga puas lah. Ga bisa maksimal semuanya. Disamping lagunya nge-pop abis gitu. Wah, setelah dipikir-pikir, bener-bener deh ga mau-mau lagi maen lagu pop abis gitu. Tersiksa batin ini..hikzz. Dadakan pula. Wah, ancur-ancuran deh. Sixth Generation itu pengen bawain lagu Progressive Rock yang enerjik. Bukan lagu-lagu pop yang mellow. Ini deh akibatnya kalo maksain diri garap POP. Jadi laen kali, aku ga bakal mau kalo ditawari disuruh maen lagu pop abis dengan nama Sixth Generation. Bisa ancur reputasi neh. Gara-gara ganti haluan aliran. Apa kata duniaaaaa????? Hehehe lebay deh.


Tapi semua itu itung-itung buat pengalaman lah. Pengalaman sekali ditinggal drummer andalan (cie cie..), sekaligus maen lagu yang ga disangka bakal maen lagu-lagu itu. Hehehee. Parah banget deh. Walaupun ancur, tapi keseluruhan anggap aja sukses. Yang penting ga sampe dilempar sandal (kalo iya lumayan buat ganjal pintu) atau dilempar kulit pisang.


Aku bersyukur banget ada temen-temen yang selalu mendukung. Makasih buat Elly yang mau bantuin nge-drum, makasih buat Andi yang mau jadi SUPRI (Supir Pribadi) plus tukang angkut hehehe, makasih buat Anto yang mau jadi korban narsis adikku sama bantu-bantu aku masang kibord, makasih buat Pak Nug yang selalu jadi korban narsis kita-kita hahahahaha, makasih buat anak-anak Sixth Generation lainnya (Tika, Eko, Indra gemblung), dan makasih buat temen-temen yang mungkin udah sempet dateng, tapi ga ketemu aku hehehe. Gelap sih soalnya, jadi ga keliatan. Buat Kokod wah sayang banget kemarin ga ada. Padahal seru lho...xixixixixi (padahal feels like hell).

Selasa, 11 Agustus 2009

I MISS U JELEG!!!!!

Aduh..tiba-tiba perasaan ini ga karuan. Aku bingung mau cerita sama siapa. Akhirnya aku putuskan aja coret-coret disini.

Beberapa waktu belakangan ini aku dirundung rasa gelisah, rasa gundah, bingung. Apa sih yang sebenernya telah terjadi dan yang sedang terjadi.

Kamu benar-benar hilang dari peredaran galaksi bima sakti. Apa kamu sudah tertelan lubang hitam? Ah ga mungkin. Semalam aku masih liat kamu beredar tapi sudah ga jadi satelitku lagi. Huh....kamu sudah pindah planet ya? Aku kangen banget sama kamu. Aku ga mau ngrasain hal kayak gini lagi sebenernya. Tapi kamu kok malah pindah ke planet lain sih? Kamu udah ga mau jadi satelit aku ya? Atau kamu emang mau pindah ke galaksi lain? Yah.... jauh sudah jarak terbentang ya. Antara Bima Sakti sama Galaxy X.

Aku kangen banget sama kamu. Kangen sama candamu jelek!!! Kangen sama dudulzz mu jelek!!! Kangen sama rayuan dudulzzmu jelek!!! hahahaha.... Ya sudah...Good luck aja sama all you choose now. You gotta be better....

More First Time Experience (dudulzzz banget....)

Wah...hari-hariku ini makin seru aja nih. Hehehehe... Aku ini berawal dari orang biasa yang ga bisa apa-apa. Sedikit demi sedikit hal yang aku minati, aku pelajari. Seperti bermain alat musik favorit, keyboard. Hingga les vokal, yang baru aku jalani selama tiga bulan ini. Yah, walaupun kesemuanya baru asal-asalan bisanya, tapi aku seneng banget bisa unjuk gigi alias pasang aksi di panggung buat nunjukin ke orang-orang kalo aku ini udah bukan orang yang ga bisa apa-apa lagi. Hehehe... ya gak segitunya sih. Itu semua cuma hobi aja yang aku salurkan bareng sama temen-temen. Daripada nglakuin hal negatif mending nglakuin hal-hal positif. Iya ga?

Pada hari Selasa malam, tepatnya tanggal 11 Agustus 2009, di salah satu event besar Semarang, ada hal unik yang baru aku lakukan pertama kali. Hal yang sama sekali tidak pernah terbersit sekilaspun dalam benakku. Menjadi seorang MC.

Cerita ini merupakan kelanjutan dari pengalaman pertamaku menjadi backing vokal di bandku. Singkat cerita, setelah "manggung", aku sebagai koordinator bandku, dimintai contact person agar mudah menghubungi kalau ada job atau tawaran manggung. Dari situ semua berawal. Lalu pada hari Selasa siang, aku ditelpon salah seorang anggota EO yang menyelenggarakan acara tersebut. Waktu ditelpon, aku masih di kantor.

"Halo...dengan mbak indri?", tanya mas EO."Iya...siapa nih?", tanyaku singkat.
"Ini EO yang kemarin, masa lupa?", jelas mas EO

Langsung saja aku teringat acara hari Minggu sebelumnya. Ada EO yang minta nomor hapeku.

"Oh iyaaaa....gimana mas? Ada apa?", tanyaku sambil bingung sama cengar-cengir.
"Ntar malem kalo maen di panggung utama bisa ga band mu?", tanya mas EO.

Aku kaget dan bingung karena kebetulan drumerku masih ada acara di kantornya. Pasti ga bisa lah. Langsung saja aku ngarang jawaban.

"Waduh mas....kayaknya ga bisa deh..sori ya. Soalnya drumernya lagi di luar kota. Jadi ga bisa kalo hari ini mas.", jelasku dengan karangan sedapatnya.
"Emm....gimana sih? Masa ga bisa? Dikasih tawaran malah ga mau.", ujar mas EO dengan sedikit ketus.
"Aduh..sori mas, jangan dadakan gini. Soalnya sebagian besar dari personil udah pada kerja. Jadi kalo dadakan gini belum tentu bisa.", jelasku sambil agak sebel sama pernyataan mas EO.
"Huh...terus bisanya kapan dong?", tanya mas EO.
"Ya...yang jelas minggu ini kayaknya ga bisa mas.", jawabku cuek.
"Gimana sih? Kan tanggal 18 tutup.....Yaudah deh ntar gampang bisa diatur.", sahutnya dengan nada lebih kalem dari sebelumnya.

Lalu sejenak mas EO yang sampai sekarang aku belum tau namanya itu terdiam. Selang beberapa detik, dia melanjutkan pembicaraan.

"Gini ndri, ntar malem kamu bisa ga jadi MC di panggung utama?", tanya mas EO.
"Hah???? Yang bener aja mas. Aku ini belom pernah ng MC sebelumnya...", jawabku sambil terkaget-kaget melongo hehehe.
"Ya dicoba lah. Kan kita juga lagi meng-audisi MC baru juga.", jelas mas EO.
"Oh..gitu ya. Emm... emang jam berapa sih acaranya?", tanyaku sambil mikir bisa gak ya.
"Kamu dateng kesini jam tiga sore aja.", jelasnya.
"Weew....ga bisa mas. Aku ini masih di kantor. Ga bisa pulang-pulang seenaknya. Aku harus minta ijin dulu.", jelasku sok sibuk padahal emang kebetulan kantorku lagi sepi kerjaan jadi bisa pulang-pulang seenaknya hehehe.
"Waduh gitu ya...terus gimana dong?", tanya mas EO lagi.
"Ntar malem jam 6 aku juga ada les vokal mas.", jelasku.
"Oh...gitu... Yaudah habis selesai les kamu ke sini aja. Ke loket 12 ya. Panggung utama mulai jam 8 malem sampai jam 11 malem.", jelas mas EO agak putus-putus karena sinyal jelek.
"Emm....aku tanya ibuku dolo ya. Boleh ato ga..", ujarku cuek hehehe.
"Oke deh, aku tunggu aja kabarnya, nanti aku kabari lagi jadinya gimana. Ini aku mau kontak MC nya dulu bisa ga. Nanti misal mereka bisa, kamu nimbrung aja. Sekalian audisi.", jelas mas EO panjang lebar sampe hape panas.

Lalu aku tanya ibuku lewat telepon. Wuz wuz wuz....bla bla bla.... Diputuskan bahwa aku boleh-boleh aja bantuin MC disana.

"Ya terserah kamu. Kalo kamu berani ya berangkat, kalo ga ya kenapa ga dicoba dulu?", jelas Ibuku.
"Wew....", jawabku ga jelas.

Selang beberapa menit, aku sms mas EO tadi yang menyatakan kalo aku bisa ikut ng MC. Setelah itu, mas EO nya telpon aku lagi.

"Oke ndri. Nanti aku tunggu di parkir Maerokoco loket 12 ya. Aku tunggu jam setengah 8 nyampe sini ya. Nanti bilang aja sama tukang karcisnya kalo kamu itu MC panggung utama biar bisa masuk gratis.", jelas mas EO.
"Oke deh...terus nanti ada partnernya kan?", tanyaku sambil deg-degan ga jelas.
"Yo ntar gampang lah. Ntar diliat aja.", jelas mas EO lagi.

Dzigh....Kabooom...Pyar...Brugh...Cepret....Glodak... Dengan penuh perjuangan aku datang ke sana. Secepat kilat, karena aku kejar-kejaran dengan waktu. Aku harus les dulu, terus nunggu adiku njemput. Wah...pokoknya bener-bener kayak Sailormoon yang lagi cepet-cepet dengan misi menyelamatkan dunia.

Akhirnya jam 8.06 aku sampe di tempat parkir depan Loket 12. Aku sms si mas EO tadi. Aku ga mau bilang sama tukang karcis kalo aku ini MC panggung utama. Kan malu, aku ini belom pernah jadi MC tau-tau ngaku-ngaku kalo aku ini MC. hehehehehe.

Selang 15 menit sampai juga ke panggung. Tapi bukan panggung utama. Karena aku sendiri ga bisa jamin aku bisa menghebohkan suasana ato ga. Akhirnya aku ditempatkan di panggung yang sama seperti pas aku maen di hari minggu. Aneh rasanya, jadi MC di panggung yang sama, acara yang sama waktu aku maen band. Hahahahaha... Kebayang ga tuh. Salah satu anggota EO nya ada yang nyeletuk.

"Wah....mbake kemarin maen kibord sekarang jadi MC.", celoteh mas EO yang laen sambil cengar-cengir.
"Hehehehe....aku dipaksa ini. Jangan ketawa ya kalo aneh. Maklum newbie.", hehehehe pembelaanku maksa banget.

Ciat ciat.... Akhirnya aku mendaki tangga yang sama pas manggung sebelumnya, dan naik ke panggung yang sama. Ouuuuwwwwhhh..... bener-bener aneh. Ajaib banget tau-tau aku ada disini sambil pegang mic siap-siap jadi MC.

Akhirnya tiba giliranku untuk cuap-cuap. Bla bla bla bla bla.... Semua omong kosong aku lontarkan. Udah ga ada malu, ga ada rasa grogi. Karena aku udah biasa berdiri di panggung. Cuma bedanya, biasanya ga sambil pegang mic dan teriak-teriak memoderasi acara. Biasanya kan cuma berdiri, sambil mijit-mijit kibord sambil ngintip contekan chord. Hehehehe. Dengan gayaku yang selengekan dan medok banget logatnya, aku sok pede aja teriak-teriak minta tepuk tangan, sama promosi segala macem. Wah pokoknya bener-bener moment yang ga terduga lah. Untung aja yang nonton dikit, dan mereka juga sebagian besar merupakan kru dari band-band yang tampil. Jadi kebanyakan dari mereka ga begitu ngurusi jalannya acara, yang penting band mereka main dengan terlihat keren.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Acara udah selesai. Tenggorokanku kering banget rasanya habis teriak-teriak ga jelas. Terus mas EO datang menghampiriku.

"Ndri, besok kamu mulai tak lepas ya. Kamu kalo bisa jadi MC di panggung utama. Sekalian aku tes lagi.", ucap mas EO.
"Hayaaaahh......dilepas??? Emang burung dilepas? Aduh gimana sih mas? Emang aku tadi bagus apa ngocehnya? Kan jeleg banget tuh. Asal banget lah. Masa mau dilepas? Gila dunkzz...", ocehku panjang banget.
"Yah...udah lumayan cuma nanti tak tes lagi buat di panggung utama.", jelas mas EO.
"Wew gila....oke lah. Cuma aku ga bisa jamin lho. Soalnya aku ini ga ada latar belakang MC sebelumnya. Jadi harap maklum ya.", jawabku.

Ya gitu deh. Ada-ada aja pokoknya. Aneh-aneh aja kejadian yang aku alami. Hehehe. Tau ga? Aku pas jadi MC kemarin itu, sama sekali ga dikasih tau apa-apa tentang sponsor, terus disuruh bilang apa aja. Aku dilepas gitu aja disuruh ngomong sendiri. Emang sudah ada catetannya. Tapi kan aku itu cuma kibordis dudulzz yang tau apa sih soal meng-MC? Kalo ke WC tau. Kalo jadi MC hehehe..... ya gitu deh hasilnya. Tetep aja dudulzzz. Karena emang dasar dudulzzz akunya. Tapi untung aku sering liat orang jadi MC. Jadi bisa sedikit improvisasi, yah walaupun kacau banget. Maklum lah... namanya juga First time experience. Hehehe....

Senin, 10 Agustus 2009

Tips Biar Ga Canggung di Panggung ala indri

Hehehe...buat temen-temen yang kadang ngrasa kaku ato grogi di panggung ato biasa disebut canggung, berikut ada tips dudulzz ala indri. Semoga bermanfaat :

  1. Tarik nafas dalam-dalam jangan lupa dikeluarkan (wajib itu...soalnya kalo ga, nanti mati dong ga bernafas)
  2. Pede dan cuek aja pas meniti tangga menuju ke panggung, anggap aja lagi naik tangga di mall
  3. Lihat sekeliling, kalo ada yang ngajak bicara, diajak bicara aja. Kalo ga ada, bicara sendiri aja. (hehehe awas dikira orang gila)
  4. Liat ke audience alias penonton, jangan tatap mata mereka. Tatap aja sekilas, anggap aja mereka manequin di mall.
  5. Sok Cool aja, kalo misal ada yang ngejek ato underestimate, cuekin aja. Anggap aja mereka itu iri ga bisa naek panggung.
  6. Anggap aja kamu gak lagi di panggung, tapi anggap aja kamu lagi latihan ato lagi pura-pura jadi artis (hehehehe.....)
  7. Kalo mau ngomong biasa aja...ga usah dibikin-bikin. Natural aja kayak biasanya.
  8. Tetep narsis, misal ada kamera ato handycam nyorot, sok nggaya aja. Sok lambai2 tangan ala miss universe ajah.
  9. Tetep jadi diri sendiri, jangan jadi orang lain.
  10. Sok terkenal aja.

Yah itu sedikit tips dari aku. Mudah-mudahan tidak menjerumuskan Anda menjadi orang yang kepedean dan ga punya malu kayak aku. Hehehehehe..... Selamat mencoba..

My First Singing Experience on Stage (hehehe)



Hehehe....aku ini orang biasa yang ga bisa apa-apa. Misalpun bisa ya cuma sedikit-sedikit bisanya. Saat ini aku sedang bergabung sama band yang namanya "SIXTH GENERATION". Bandku ini baru saja berdiri sekitar 8 bulan. Bandku ini merupakan merger dari dua band. Yaitu band ku yang namanya MIGRAND sama band adikku yang namanya KANVAS. Berhubung beberapa personil dari masing-masing band ada yang tidak konsisten, akhirnya ter-merger-lah band ini.

Berawal dari hobi dan iseng. Kemudian timbul keinginan untuk membuat band yang memainkan lagu indie alias lagu ciptaan sendiri. Lalu terbersit pemikiran kami tentang aliran musik. Dan sudah diputuskan aliran kami adalah Progressive Rock.

Beberapa lagu sudah kami track baik di track di Studio maupun di rumah sendiri. Kebetulan ortuku sudah memfasilitasi aku dan adiku dengan audio-audio yang mendukung seperti mixer 24 channel, mic, dan alat musik tentunya. Dan yang paling utama adalah seperangkat PC. Alhamdulillah hobi musik ku ini didukung sama keluarga.

Band ku ini masih baru. Benar-benar baru melangkah. Kami mencoba untuk exist aja dengan mengikuti parade-parade. Seperti parade yang diadakan di salah satu TV lokal di Semarang dan di Panggung Jateng Fair 2009.

Singkat Cerita, kemarin tepatnya hari minggu tanggal 9 Agustus 2009, band ku tampil di PRPP alias Jateng Fair 2009. Kebetulan aku sudah 3 bulan menjalani kursus vokal. Yah, jadi daripada aku ga praktek nyanyi, mending aku praktek aja jadi backing vokal. Hehehehe..... Alhasil, kemarin aku bener-bener jadi backing vokal. Walaupun berantakan, tapi kata orang it's all over fine. Mungkin karena mainin lagu sendiri, jadi ga ada yang tau salah ato bener. Hehehe.

Tapi di tengah-tengah acara, aku dibisikin sama MC nya.
"Mbak...tambah satu lagu lagi ya mainnya...", ujar MC cewe.
"Aduh...kok baru bilang sekarang mbak...", jawabku sambil main keyboard jadi agak bingung mainnya.
"Lha ini ternyata pada belom dateng band lainnya mbak...", jawab Mbak MC.

Langsung aku kasih kode sama temen-temen buat mainin satu lagu orang. Biasalah lagu andalan kami dari dulu tuh lagunya Evanescence. Kebetulan karena basis baru, jadi yang dia hafal baru Bring Me to Life. Ya akhirnya main lagu itu. Dalam lagu itu ada backingan suara rap. Walaupun cuma sedikit, tapi waktu latihan-latihan sebelumnya aku belom pernah nyoba. Akhirnya kemarin aku iseng aja nyoba nyanyi rap nya. Hehehe... Aku pikir kan yang nonton temen-temen sendiri. Jadi biasa aja lah. Toh pasti mereka maklum kok. Karena aku backing vokal newbie. Alhasil.......hancurrrr....hahahaha... Kebetulan beberapa temenku ada yang ambil videonya.

"Ndri...ndri...kamu lucu banget pas nyanyi Bring Me To Life..Keliatan banget kalo telat-telat.", kata Slamdunk temenku sambil ketawa-tawa di ym.
"hihihih...ya maklum lah..aku kan newbie...", jawabku sambil nyengir malu-malu.

Tapi ya itu pengalaman pertamaku nyengyong di atas panggung gede sambil maen keyboard. Udah gitu, mic nya terlalu tinggi, jadi agak susah aku nyanyinya. Udah gitu sustain(pedal keyboard) ku rusak lagi. Uwh...bikin bete seketika. Jadi ga mood maen aku kalo ada masalah sama alat-alatku. Padahal kemarin disuruh maen lagu lagi karena belom ada yang dateng. Tapi mau gimana lagi. Aku udah bete. Hikzz....padahal pengen banget maen lagi. Tapi aku kayak burung tanpa sayap kalo main keyboard tanpa sustain.

But that was my first singin experience on stage. It was unforgettable. hehehe... Makasih buat temen-temen yang udah mau dibela-belain panasan nonton dan ambil gambar-gambar bandku pas maen. Hehehehe... That was priceless. Thank You so much

Minggu, 09 Agustus 2009

MENGHILANG


Berlanjut mengawali kisah yang aku rintis selama lebih dari setengah tahun. Hari berlalu bulan berganti. Kian lama kian jauh terbentang jurang. Celah yang hampir tertutup terbelah lagi terguncang getaran ego dan angan-angan. Bunga yang hampir bersemi layu seketika terhempas badai kecewa. Istana awan yang telah terbangun remuk seketika diterjang hujaman curiga dan prasangka.


Entah aku atau dunia yang salah mengerti. Hancur asaku mematahkan mimpi yang kujalani. Apa yang sebenarnya terjadi? Ketika jiwa berkobar mengalahkan bara, seketika pula ombak menghapus kisah berlalu. Ketika bahagia seolah kugenggam seketika pula merpatiku lepas dari sangkarnya. Walau lelahku menanti, aku masih sanggup berrlari, Walau dahaga menyerang, aku masih sanggup berteriak. Tapi gundahku seolah tak terbalas. Walau sempat anganku tersulut, hembusan sepi kian menikamku. Tentangmu, tentang dia, tentang semua. Siapa aku? Setumpuk debu yang berserakan tak beraturan. Saat tanganku ingin meraihmu, kau tinggalkanku disini penuh tanya. Siapa kamu? Apa maumu? Pahit kutelan waktu. Kau menghilang. Dimana harus kucari?


Apa aku harus melawan batinku ini? Apa aku harus mendaki gunung sekali lagi? Apa aku harus lupakanmu? Seperti kau sering katakan padaku. Aku sungguh tak bisa berpaling. Tapi jika itu maumu, aku akan berlalu seperti pasir gurun tersapu badai. Dalam balutan pilu, sesungguhnya aku tak rela. Tapi semua demi dunia agar tetap berputar.