Selamat Datang di Dunia Dudulzz Kazekage

Sabtu, 12 Desember 2009

Fenomena Insignifikan

Seiring bertambahnya umurku dan semakin dekatnya waktu kiamat (hehehe segitunya). Agaknya makin rumit saja dunia ini berputar. Kadang miring, kadang lurus, kadang kriting, kadang kurus. Ada-ada saja fenomena yang terjadi di dunia ini. Ladang bahkan di luar batas pemikiran polos kita.

Menurut penelitian Prof. Dr. Dudulzzz, sudah terjadi penurunan moral dan mental. Kali ini yang beliau teliti adalah masalah sifat-sifat cowo iseng dan agak resek. Berikut penelitian yang beliau lakukan. ( hehehe maaf kalau ada yang tersinggung).

SIFAT-SIFAT COWO ISENG DAN AGAK RESEK :

  1. Cepet banget menyatakan perasaan cinta/sayang kepada cewek (calon korban).
  2. Mudah banget ngobral janji buat menjalani hubungan serius sampe ke pernikahan bahkan sampai ke punya anak (wkwkwkwk . . . gombal bangetzzz)
  3. Paling males kalau diajak maen ke rumah calon korban apalagi di rumah calon korban ada keluarga komplit (hehehe takut ditanya macem-macem soalnya takut bohongnya ketauan)
  4. Selalu ngajak jalan/keluar (mungkin dengan tujuan melancarkan jurus kibul super sampe calon korban klepek-klepek dan mau menyerahkan segenap jiwa dan raga untuknya ehmm hahahaha)
  5. Jarang bales sms dengan alasan kerjaan numpuk, sibuk, meeting, capek pulang kerja, ga punya pulsa, lobet, dsb
  6. Kalo telpon menjelang tengah malam atau diatas jam 9 malam dengan alasan telpon murah atau baru sempet soalnya capek pulang kerja (padahal baru aja jalan dengan korban lain / telpon korban lain hihihihi)
  7. Sering salah ngomong (maklum eror, memory full, overwritten, overload, overdossis, overdraft, overbooking, overa van java, dkk)
  8. Suka pamer materi dan pekerjaannya.
  9. dsb

Hati-hati buat para cewe yang ketemu beberapa, salah satu, atau bahkan semua sifat-sifat diatas. Bisa jadi kalian adalah KORBAN.

Hehehehe . . . . .

Sabtu, 28 November 2009

Girls . . . Don't Cry

Mengutip pernyataan seorang sahabat, bahwa laki-laki adalah makhluk logika dan perempuan adalah makhluk emosi. Hmm . . . ada benarnya juga. Kalau pas sedih perempuan kebanyakan mengeluh, menangis, sakit hati, dan merasa dirinya paling menyedihkan. Mungkin itu yang dimaksud emosi. Kebanyakan juga masalahnya juga karena cinta cinta dan cinta. Hehehe. Sering aku mendengar keluhan sahabat-sahabatku. Kadang bikin sebel juga kalau mengingat perlakuan-perlakuan yang mereka dapatkan karena cowonya ga bisa menghargai si cewe.

Aku cuma mau ngomong sih, kalau kalian yang udah disakiti tuh ga se-menyedihkan yang kalian bayangkan. Kalian harus semangat. Kalaupun sekarang kalian disakiti, mungkin dia bukan yang terbaik buat kita. Mungkin saja memang harus begitu jalannya. Ga usah berlama-lama meratapi kenyataan yang kalian hadapi. Life must go on!! Semua itu datang di saat yang tepat. Positif thinking aja. Yang penting untuk kedepannya, kita jangan mementingkan emosi semata. Biar ga dituduh makhluk emosi. Hehehe.

Aku juga sama seperti yang lain. Aku juga punya perasaan, tapi kadang aku menghibur diriku sendiri dengan pemikiran-pemikiran diatas hehehe. Aku juga kadang menyakiti perasaan cowo dengan menghindar. Tapi semua itu ada alasannya, dan pastinya aku sudah yakinkan diriku kalau dia bukan untukku. Ehm ehm... Bukannya aku penuh pertimbangan, tapi segala sesuatu memang harus dipertimbangkan jangan sampai kita terjerumus pada hal-hal yang tidak kita inginkan.

Mungkin beberapa hal ini bisa jadi pertimbangan dalam memutuskan sesuatu :
  1. Jangan mudah percaya sama omongan cowo. Kebanyakan mereka hanya pura-pura mengerti cewe (mengutip pernyataan seorang sahabat lagi).
  2. Kalau si cowo nge-gombal, kita bales nge-gombal juga. Tapi jangan maen perasaan dulu hehehe
  3. Mempertimbangkan dan kalau bisa nurut sama ortu. Karena mereka itu lebih banyak pengalaman dari kita. Kadang memang ga masuk akal. Tapi bisa jadi itu pertanda kalau kita harus mempertimbangkan keputusan kita.

So Girlss . . . don't cry, don't be sad. Life must Go on. Be happy . .
inspiring lyric :

Rossa – Hey Ladies
Sudah kubilang jangan terlalu yakin
Mulut lelaki banyak juga tak jujur
Bila sakit hati wanita bisanya nangis
Sudah ku bilang jangan terlalu cinta
Kalau patah hati siapa mau nolong
Seperti langit dan matahari tak bersatu lagi

Hey ladies jangan mau di bilang lemah
Kita juga bisa menipu dan menduakan
Bila wanita sudah beraksi dunia hancur
Hey ladies sekarang cinta pakai otak
Jangan mau rugi hati dan juga rugi waktu
Bila dia merayumu ingat semuanya bohong

Memanglah tak semua laki-laki busuk
Namun ladies tetaplah harus waspada
Semogalah kita semua akhirnya
Mendapatkan cinta yang tulus

Sudah kubilang jangan terlalu yakin
Mulut lelaki banyak juga tak jujur
Bila sakit hati wanita bisanya nangis

Sabtu, 21 November 2009

Malaikat yang Selalu Melindungiku . . . Tanpa kenal Lelah . . .

Selama ini aku salah menilai mereka yang selalu mencoba melindungiku. Aku justru menganggap mereka overprotektif. Selama ini mereka selalu kulawan karena kupikir mereka tidak akan pernah mengerti dunia ku. Selama ini aku selalu menyakiti mereka padahal mereka mencoba menyembuhkan ku dari luka-lukaku yang tak kunjung hilang. Maafkan aku . . . .

Kini kusadari mereka selalu melindungiku. Dari mara bahaya yang akan datang menyerangku. Tanpa aku sadari mereka begitu terluka karenaku. Aku hampir saja menyia-nyiakan cahaya yang mereka berikan kepadaku. Sungguh maafkan aku. . .

Ayah, Ibu . . . terimakasih atas semua yang telah kalian lakukan untukku. Yang membuat aku tersadar atas kesalahan dan kebodohanku. Ternyata aku masih belum cukup dewasa untuk mengerti dunia ini. Terimakasih Malaikat-Malaikat ku . . .

Kamis, 12 November 2009

ORTU ku OVER protektivvvvv !!!!!! Gimana Dong??? T_T

Kata-kata orang tua memang harus didengarkan dan dipatuhi. Karena konon, petuah-petuah dari orang tua kita tuh adalah yang terbaik buat kita. Kalau sampai ga mau patuh sama orang tua, berarti kita anak durhaka. Hehehehe . . . .

Tapi susah juga kalau punya orang tua yang overprotektiv. Bukannya aku ga bersyukur atas rahmat Tuhan yang memberiku orang tua yang perhatian. Tapi terkadang aku jadi merasa bener-bener terkekang. Mau begini ga boleh, mau begitu ga boleh. Terus aku harus jadi robot mereka gitu? Huh . . . .

Aku pengen mereka juga ngerti kalo aku bisa jaga diri dan ga harus diatur sedemikian rupa untuk menjadi anak yang sempurna. Aku punya jalan pemikiranku sendiri dan aku juga ga mungkin melanggar norma-norma. Tapi kenapa mereka ga pernah mempercayakan aku untuk meniti jalanku dengan caraku sendiri?

Buat Ayah, Ibu, tolong ngertiin aku ya. Urusan pekerjaan, hobi, cinta . . . hampir semua diatur. Aku pengen menentukan nasibku sendiri. Aku ngerti kalian cuma mau yang terbaik buat aku. Tolong percaya sama aku ya Ayah Ibu . . . Aku bisa jaga diri, dan aku ga akan ngecewain kalian. Jadi plissss . . . beri aku kesempatan untuk menikmati hidup ini dengan hobiku jalan-jalan hehehehe. Udah tau kan hobiku touring, tapi tiap temen-temen ngadain acara, selalu aja ada alasan buat nglarang aku.

Aku kan ga enak kalau tiap ada acara nolaaaak terus. Padahal aku sendiri yang ngrencanain. Nanti dikira aku ga konsisten. Padahal aku pengen banget ikut.

Bukan maksud aku sombong, tapi aku pengen belajar mandiri. Maaf ya Ayah Ibu kalau kalian tersinggung atas pembelaanku ini. Tapi aku pengen jadi Indri yang mandiri dan bisa mengatur diri sendiri dengan caraku sendiri

Jumat, 06 November 2009

Akhirnya Kutemukan Jawaban Tentang Ini Semua ^_^


Sekian lama aku bergelut dengan kegundahan hati. Pertanyaan yang tak pasti. Ternyata semua yang aku rasakan dan aku lihat bukan kenyataan yang sebenarnya. Tersimpan jauh di lubuk hatinya bukan aku yang dia harap. Aku tahu itu pasti karena batin ini sudah luntur untuknya.


Walau sempat berpikir hatinya setia untukku. Tapi semuanya palsu. Ketika aku mencoba untuk membuktikan hatinya, dia justru berpaling. Mungkin memang dia bukan terbaik untukku. Mungkin aku salah pernah menyayanginya.


Tapi ini semua pastinya yang terbaik. Disaat aku memikirkan alasan untuk mengakhiri semua ini, semua telah terungkap. Sungguh melegakan walau agak menyesakkan. Semua kuterima karena memang ini yang harus terjadi.

Sabtu, 24 Oktober 2009

"MAAF..."


Seberapa sulitkah mengucap kata "MAAF" setelah kita berbuat kesalahan? Bisa jadi sangat sulit bisa jadi sangat mudah. Tergantung bagaimana kita menyadari kesalahan kita. Mungkin beberapa sulit mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Mungkin juga aku salah satunya.

Begitu sulit menjaga perasaan orang yang aku sayangi. Aku selalu berusaha tersenyum hanya untuk membuatnya bahagia, untuk membuatnya tersenyum juga walaupun terkadang begitu banyak perih yang harus aku telan. Kesalahan kecil yang aku perbuat, dan yang mungkin sebenarnya tidak pernah kulakukan, selalu kumintakan maaf kepadanya. Hingga aku seolah memohon agar dia mau memaafkanku. Padahal mungkin hal yang kulakukan tidak se-salah yang aku rasakan. Selalu aku berusaha agar dia selalu bahagia dan tidak pernah sedih untukku. Aku hanya ingin dia bahagia. Itu saja....

Ketika dia melakukan hal sebenarnya bisa menyakitiku lebih dari apapun, aku selalu berusaha untuk bisa memaafkannya. Walaupun sekali lagi hal itu cukup menorehkan sayatan tipis di hatiku. Tapi semua itu tak berarti kalau dia bisa merasa bahagia.

Tapi... apa yang dia lakukan saat aku sudah jenuh untuk memaafkan secara otomatis? Aku ini bukan manusia tanpa amarah. Aku bisa saja marah dan bisa saja jenuh untuk memaafkan. Tak sepatahpun kata maaf terlontar dari tuturnya. Yang ada hanya tindakan yang membuatku semakin kecewa.

Entah apa yang harus kulakukan. Terkadang ingin aku membalas apa yang telah dia perbuat. Tapi aku tidak mungkin sanggup. Karena aku tidak ingin melihat dia terbelenggu rasa kecewa sepertiku. Hatiku begitu penat dan sesak. Hingga terkadang aku tak kuasa menahan rasa sakit, yang pada akhirnya membuatku setingkat lebih stres. Ada-ada saja yang kualami.

Mungkin butuh waktu untuk lebih memahami kata "MAAF". Haruskan itu diucapkan? Haruskah aku selalu memaafkan? Haruskah aku merasa kecewa? Haruskah aku selalu mengalah? Yang kutahu, aku hanya ingin membuatnya bahagia, sekalipun hal itu bisa saja meremukkan hatiku yang rapuh sebagian.

Sedetik Bertemu denganmu, Seabad Menunggumu

Seolah hanya sedetik aku bertemu dengan dia yang aku rindukan, begitu dia kembali ke peradabannya, seolah bagai kehilangan dia. Meski kehadiran bayangnya selalu menemaniku lewat udara, tapi seolah dahaga ini tak cukup tergantikan.

Telah lama hati ini bagai gurun penuh badai yang tiada henti. Hingga tanpa sadar aku telah menyandarkan hatiku di oasis yang penuh kedamaian. Tapi kini oasis itu tampak bagai ilusi. Rasa rindu ini begitu menghanyutkan pikiranku, hingga kadang pikiran itu menjadi badai yang terus menerpa.

Aku selalu merindukannya. Apakah dia merasakannya juga? Aku sendiri kadang tidak yakin apakah dia sama seperti aku. Aku takut jika aku ternyata hanya mengharap sesuatu yang tidak seharusnya ada. Aku merindukannya . . . .