Selamat Datang di Dunia Dudulzz Kazekage

Sabtu, 24 Oktober 2009

"MAAF..."


Seberapa sulitkah mengucap kata "MAAF" setelah kita berbuat kesalahan? Bisa jadi sangat sulit bisa jadi sangat mudah. Tergantung bagaimana kita menyadari kesalahan kita. Mungkin beberapa sulit mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Mungkin juga aku salah satunya.

Begitu sulit menjaga perasaan orang yang aku sayangi. Aku selalu berusaha tersenyum hanya untuk membuatnya bahagia, untuk membuatnya tersenyum juga walaupun terkadang begitu banyak perih yang harus aku telan. Kesalahan kecil yang aku perbuat, dan yang mungkin sebenarnya tidak pernah kulakukan, selalu kumintakan maaf kepadanya. Hingga aku seolah memohon agar dia mau memaafkanku. Padahal mungkin hal yang kulakukan tidak se-salah yang aku rasakan. Selalu aku berusaha agar dia selalu bahagia dan tidak pernah sedih untukku. Aku hanya ingin dia bahagia. Itu saja....

Ketika dia melakukan hal sebenarnya bisa menyakitiku lebih dari apapun, aku selalu berusaha untuk bisa memaafkannya. Walaupun sekali lagi hal itu cukup menorehkan sayatan tipis di hatiku. Tapi semua itu tak berarti kalau dia bisa merasa bahagia.

Tapi... apa yang dia lakukan saat aku sudah jenuh untuk memaafkan secara otomatis? Aku ini bukan manusia tanpa amarah. Aku bisa saja marah dan bisa saja jenuh untuk memaafkan. Tak sepatahpun kata maaf terlontar dari tuturnya. Yang ada hanya tindakan yang membuatku semakin kecewa.

Entah apa yang harus kulakukan. Terkadang ingin aku membalas apa yang telah dia perbuat. Tapi aku tidak mungkin sanggup. Karena aku tidak ingin melihat dia terbelenggu rasa kecewa sepertiku. Hatiku begitu penat dan sesak. Hingga terkadang aku tak kuasa menahan rasa sakit, yang pada akhirnya membuatku setingkat lebih stres. Ada-ada saja yang kualami.

Mungkin butuh waktu untuk lebih memahami kata "MAAF". Haruskan itu diucapkan? Haruskah aku selalu memaafkan? Haruskah aku merasa kecewa? Haruskah aku selalu mengalah? Yang kutahu, aku hanya ingin membuatnya bahagia, sekalipun hal itu bisa saja meremukkan hatiku yang rapuh sebagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar